Tingginya
laju pertumbuhan penduduk dibeberapa bagian dunia menyebabkan
terjadinya peningkatan yang cukup derastis pada jumlah penduduk dunia.
Oleh sebab itu, banyak ahli kependudukan yang mencari faktor-faktor
penyebabnya. Umumnya para ahli dikelompokkan menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama terdiri dari penganut aliran Malthusian, kelompok kedua
terdiri dari penganut aliran Marxist, dan kelompak ketiga terdiri dari
pakar-pakar teori kependudukan mutakhir.
Aliran Malthusian
Aliran
ini dipelopori oleh seorang pendeta Inggris bernama Thomas Robert
Malthus. Malthus menyatakan bahwa apabila penduduk tidak ada pematasan,
akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa
bagian dari permukaan bumi. Tingginya pertumbuhan penduduk disebabkan
oleh hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan. Disamping tiu
Malthus juga berpendapat bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan
makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan lebih lambat
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan
pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka akan terjadi kekurangan
bahan makanan sehingga banyak terjadi kemelaratan dan kemiskinan.
Menurut
Malthus pembatasan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara. Yaitu
positive check dan preventive check. Positive cek merupakan pengurangan
penduduk melalui proses kematian. Positive check juga dibagi menjadi
dua, yaitu vice yaitu pembunuhan dengan cara mencabut nyawa dan misery
yaitu pembunuhan dengan cara kemelaratan (seperti penyebaran jenis
penyakit, bencana alam, kelaparan, dan lain sebagainya). Sedangkan
preventive check adalah pengurangan jumlah penduduk dengan cara menekan
kelahiran. Cara ini dibagi menjadi dua, yaitu moral restraint
(pengurangan kelahiran dengan cara pengendalian nafsu) dan vice
(pengurangan kelahiran dengan cara pengguguran kandungan).
Aliran Neo-Malthusians
Aliran Neo-Malthusians merupakan kelompak yang menyongkong aliran Malthus yang lebih radikal. Kelompok ini tidak setuju dengan Maltus mengenai pengurangan jumlah penduduk cukup dengan moral restraint saja
Aliran ini berpendapat bahwa cara penekanan jumlah penduduk atau pembatasan kenaikan jumlah penduduk dengan cara menggunakan alat-alat kontrasepsi.
Neo-multhisian hingga sekarang masih digunakan oleh penduduk dunia. Contohnya dari Gerakan Keluarga Berencana. Hingga kini kelanjutan langsung dari gerakan tersebut masih ada, gerakan yang bermula dari pada saat masa hidupnya malthus. Meskipun tidak dipungkiri pada masa sekarang tidak semua orang berfikir untuk mencanangkan gerakan keluarga berencana.
Aliran Marxist
Aliran ini dipelopori oleh karl Mark dan Friedrich Engels. Menurut Mark tekanan penduduk yang terdapat di suatu Negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan pangan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Kemelaratan bukan terjadi karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, namun disebabkan oleh struktur masyarakatnya itu sendiri.
Teori Kependudukan Mutakhir
a. John Stuart Mill
Berpendapat
bahwa pada situasi tertentu, manusia dapat mempengaruhi perilaku
demografinya, bila produktifitas seseorang tinggi, ia cenderung ingin
mempunyai keluarga kecil, dan umumnya perempuan tidak menghendaki anak
banyak. Maka Fertilitas akan rendah (Taraf hidup mempengaruhi
fertilitas). John Stuart Mill menentang pendapat Malthus &
Marx, yaitu tidak benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan (
Malthus ), kemiskinan disebabkan karena sistem kapitalis ( Marx ), dan
Kekurangan bahan pangan bersifat sementara.
Hal
tersebut dapat diatasi dengan Impor bahan pangan dan transmigrasi.
Mill menyarankan dengan meningkatkan gololongan taraf hidup yang tidak
mampu misalnya melalui pendidikan, dengan demikian penduduk secara
rasional mereka akan mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah
anak sesuai dengan karier dan usaha yang ada. Mill juga mengumakakan
bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banyak, dan apabila
kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan akan rendah.
b. Arsene Dumont
Pada
tahun 1890 Arsene Dumont melancarkan Teori Kapilaritas Sosial ( theory
of social capalirity ) yang mengacu pada : “ Keinginan seseorang untuk
mencapai kedudukan yg tinggi di masyarakat”. Teori ini dapat berkembang
baik pada Negara Demokrasi. Di Perancis (abad 19) dimana sisitem
demokrasi sangant baik, Tiap orang berlomba mencapai kedudukan yang
tinggi & akibatnya angka kelahiran turun dengan cepat, berbeda
dengan Di Negara Sosialis tidak ada kebebasanuntuk mencapai kedudukan
yang lebih tinggi dan Sistem kapilaritas sosial tidak dapat berjalan
dengan baik.
c. Emile Durkheim
Emile
Durkheim menenekanan perhatiannya pada akibat pertumbuhan penduduk yang
tinggi . Ia mengatakan pada suatu wilayah dimana angka kepadatan
penduduknya tinggi akibat dari tingginya laju pertumbuhan penduduk, maka
akan timbul persaingan diantara penduduk untuk mempertahankan hidupnya.
Dalam usaha memenangkan persaingan tiap- tiap orang berusaha untuk
meningkatkan Pendidikan & ketrampilan dan mengambil
Spesialisasitertentu. Keadaan seperti ini jelas terlihat pada masyarakat
perkotaan dengan kehidupan yang kompleks. Apabila dibandingkan antara
masyrakat tradisional dan masyarakat industry, akan terlihat bahwa pada
masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan yang ketat dalam
memperoleh pekerjaan, pada masyrakat industry persaingan sangat ketat.
Tesis dari Durkheim ini didasarkan atas teori evolusi Darwin dan juga
pemikiran dari Khaldun.
d. Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Thomson
mengeumukakan “ Daya reproduksi dibatasi oleh jumlah penduduk, jika
kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun”
(demikian juga sebaliknya). Teori Doubleday hampir sama dengan teori
Sadler, hanya titik tolaknya berbeda. Kalau Sadler mengatakan bahwa
daya reproduksi penduduk berbanding terbalik dengan kepadatyan
penduduk,maka doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi berbanding
terbalik dengan bahan makanan yang tersedia.
Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan merupakan perangsang bagi daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan justru pengekang perkembangan penduduk. Teori fisiologi ini banyak di ilhami oleh teori reaksi dan reaksi dalam meninjau perkembangan penduduk suatu Negara atau wilayah. Teori ini dapat pula menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat mortalitas penduduk semakin tinggi pula tingkat produksi manusia.
Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan merupakan perangsang bagi daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan justru pengekang perkembangan penduduk. Teori fisiologi ini banyak di ilhami oleh teori reaksi dan reaksi dalam meninjau perkembangan penduduk suatu Negara atau wilayah. Teori ini dapat pula menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat mortalitas penduduk semakin tinggi pula tingkat produksi manusia.
e. Teori Teknologi
Penganut
teori ini berangapan bahwa “ Manusia dengan ilmu pengetahuannya mampu
melipatgandakan produksi pertanian dan mengolah bahan-bahan habis
pakai.” Dengan teknologi dunia dapat menampung 15 miliun orang dan
dunia tidak akan kehabisan sumber daya alam. Kelompok Teknologi
menentang teori daripada Malthus. Kelompok Malthus & Kelompok
Teknologi mendapat kritik dari kelompok ekonomi karena kedua- duanya
tidak memperhatikan organisasi social dimana distribusi pendapatan tidak
merata sehingga menimbulkan penduduk tetap ada yang miskin. Contoh: di
Brasilia, dimana GNP ( pendapatan nasional ) tidak dinikmati oleh rakyat
banyak.
Teori Boserupian
Teori ini dikemukakn Ester Boserup dan para pengikutnya (Neo-Boserupian). Faham Boserup gaya baru lebih menekankan pada pengaruh tekanan penduduk ini terhadap masyarakat. Menurutnya, tekanan penduduk justru dapat mempercepat inovasi teknologi, dan masyarakat cenderung berusaha mencari teknologi baru atau mengadaptasi teknologi yang ada pada lingkungan baru. Degradasi lahan dapat terjadi karena masyarakat cenderung mengeksploitasi lahan-lahan pertanian yang ada dan mengakibatkan penambangan lahan.
Teori Boserupian berfokus pada hubungan antara tiga factor, yaitu penduduk, lingkungan, dan teknologi. Konsep 'penduduknya,' berbeda dengan Malthus, meliputi kepadatan penduduk serta ukuran mutlak dan pertumbuhan. Seperti Malthus, konsep lingkungan terutama mengacu pada sumber daya lahan dan faktor-faktor terkait seperti iklim dan kualitas tanah. Karena fokusnya adalah sejarah baik civilzations atau negara-negara berkembang, 'teknologi' menurut Boserup, seperti halnya dengan Malthus, terutama mengacu pada alat-alat dan input yang digunakan dalam pertanian, kegiatan produktif utama di masyarakat.
Menurutnya
terdapat hubungan yang sangat erat antara penduduk, lingkungan dan
teknologi. Hal ini umumnya disepakati bahwa perubahan teknologi memiliki
pengaruh penting pada ukuran populasi.
Sumber :
Mantra,Ida Bagoes.2000.Demografi Umum.Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
makasih yaa gan
BalasHapus